Aku tak bisa tahan untuk tidak menuliskan ini setelah nasib seorang wasit resmi diberlakukan semena-mena oleh para polisi negara tetangga. Semua sangat berhubungan dengan citra negara kita yang sudah cukup bobrok. Kita seperti sudah tak ada daya di mata negara lain. Kasihan orang Indonesia.
Sumber informasi:
1. Aku melihat dan mendengar cerita dari yang bersangkutan atau teman yang bersangkutan ketika sekedar bermain-main ke KBRI di Kuwait.
2. Aku punya seorang teman yang setiap hari ketemu, dan dia bekerja di sebuah perusahaan penyalur pembantu di Kuwait.
Kenapa seorang wanita rela menjadi seorang TKW
Sebenarnya ini masih menjadi pertanyaanku. Tapi sebagian besar TKW yang aku tanyakan pendidikan terakhir mereka rata-rata SD, SMP, atau bahkan tidak lulus SD. Kesimpulannya, tingkat pendidikan mereka rendah. Dan itu berakibat langsung kepada bagaimana mereka memutuskan sesuatu tidak berdasarkan pada apa yang akan mereka dapatkan di jangka panjang.
Faktor kedua, mereka buta untuk melihat contoh-contoh yang tidak berhasil dan bahkan tersiksa. Mereka lebih cenderung melihat TKW yang berhasil.
Sekarang kita definisikan maksud berhasil di sini.
1. Gaji rata-rata mereka cuma $200 – $300. Dalam sebulan mereka bisa mengumpulkan uang taruhlah $250 (Mereka tidak punya pengeluaran. Jadinya mereka bisa menabung semua penghasilan mereka).
2. Jika mereka beruntung, mereka akan mendapatkan majikan baik hati. Maksudku, benar-benar baik hati. Tiap bulan mereka diberikan pakaian, diberi kalung emas, dan barang-barang berharga lain.
3. Mereka biasa mengirimkan uang tabungan mereka ke Indonesia setiap 3 bulan sekali yang berarti $750. Sekitar 6 juta tiap 3 bulan.
4. Ketika mereka pulang ke Indonesia, si majikan baik hati ini pastinya akan memberi bekal berupa duit dalam jumlah yang cukup besar. Taruhlah sekitar $800 – $1500.
Sudah? iya sudah. Bagi orang-orang yang tidak punya tingkat pendidikan yang cukup, uang sebesar itu pasti sangat besar. Si TKW bisa membangun rumah dengan bagus, membeli sawah, sapi, dan lain-lain.
TAPI DENGAN SYARAT, Majikan yang didapat adalah majikan yang baik hati. DAN ITU DIIBARATKAN SEPERTI MENCARI TUKANG ES TEBU DI JAKARTA. Udah jarang kan yak?
Faktor ketiga, kabur dari rumah. Beberapa TKW yang aku tanyakan biasanya mereka kabur karena mau dijodohkan.
Faktor keempat. Pekerjaan dan kemiskinan. Inilah dia faktor terpenting. Karena faktor inilah mereka berpendidikan rendah dan akhirnya menjadi buta akan contoh2 penyiksaan TKW.
Setelah mereka setuju menjadi TKW, apa saja yg mereka harus lakukan?
1. Nyetor ke Agensi yang memberangkatkan mereka. Biaya yang disetor biasanya bisa lebih dari 5 juta rupiah. Dengan begitu, mereka terpaksa menjual barang2 berharga mereka di desa.
Uang 5 juta ini larinya kemana?
Aku masih belum mendapatkan petunjuk kemana uang ini. Anggapan awalku adalah uang ini untuk biaya pesawat, makan di penampungan, dan biaya surat-surat seperti paspor dan visa. Jadi, biaya ini bersih untuk Agensi yang ada di Indonesia. Tentunya para agensi ini mengambil untung. Namanya juga bisnis.
2. Mereka dikumpulkan di Jakarta. Di tempat penampungan. Biasanya mereka harus menunggu sampai mereka diberangkatkan. Dan itu memakan waktu paling sebentar adalah 3 bulan.
3. Selama di penampungan, mereka dilatih untuk mengenalkan bagaimana menghadapi orang arab. Ini biasanya hanya formalitas. Ya jelas, bagaimana bisa seseorang yang BELUM PERNAH ke Kuwait menjelaskan bagaimana orang arab di Kuwait. Cabe deeeeh…
Mereka diberangkatkan, lalu apa?
1. Mereka diberangkatkan di bandara Soekarno Hatta. Dari negeri mereka sendiri, mereka sudah mendapat perlakuan yang tidak pantas. Aku melihat sendiri bagaimana para petugas bandara berbicara kasar kepada mereka-mereka ini. Kesel sendiri ngeliatnya.
2. Di pesawat, mereka biasanya diperlakukan dengan tidak baik oleh para pramugari atau pramugara. Imbasnya, semua orang Indonesia diperlakukan tidak baik. Analoginya? anda pakailah sendal jepit ke Bank BCA dan berpakaian seadanya. Anda menerima senyuman dari para petugas Bank? jangan harap.
3. Sampai di Kuwait, mereka dikumpulkan. Dan dibagi-bagi berdasarkan perusahaan Agensi mereka di Kuwait.
4. Biasanya, satu hari itu PASTI ada TKW baru. Itu PASTI. Dan para TKW ini dibandrol harga sekitar 400 Dinar (12 juta lebih). Apa? Dibandrol? kaya dagangan aja? Embeeer!
400 Dinar ini untuk apa?
Biaya 400 dinar ini untuk pengurusan visa di Kuwait. Aku juga belum bisa mendapatkan informasi lain untuk apa uang ini. Mungkin saja memberikan komisi kepada agensi di Indonesia. Dan “perdagangan” manusia ini adalah bisnis yang paling menggiurkan!
Mereka sampai di majikan. Lalu?
Sampai di majikan, mereka tidak bisa berbicara apa-apa. Bahasa arab? mereka tidak bisa sama sekali. Dan sifat kebanyakan orang Kuwait, semakin kita diam, semakin kita diberlakukan semena-mena. Aku menebalkan kata kebanyakan, karena tidak mau meng-genarlisir.
Akhirnya, si TKW tidak betah. KASUS PALING BANYAK YG MAMPIR DI KBRI adalah, TKW TIDAK DI GAJI.
Ketika si TKW tidak betah, maka segala cara ia lakukan untuk kabur dari rumah. Aku terakhir kali melihat seorang wanita di KBRI yang berjalan menggunakan tongkat dan seluruh kakinya diperban. Ketika aku tanyakan kepada orang yang aku kenal, dia menjawab dengan enteng, karena memang katanya sudah biasa. Apa jawabannya?
OOOH.. ITU BIASA MAS. DIA LONCAT DARI LANTAI 3.
Whaaaaaat??? Loncat dari lantai 3 biasa???? Sedih! sedih! sedih!
Ketika TKW kabur inilah, ada beberapa kemungkinan yang terjadi. Tapi jika dikerucutkan menjadi 3 kejadian.
1. Sampai di KBRI dengan selamat
2. Di jalan bertemu dan diculik oleh mafia-mafia penculikan di Kuwait. Mereka dijadikan alat mencari duit. Menjadi pelacur
3. Di jalan bertemu seseorang yang memperkerjakan dia. Sayangnya, mereka juga TIDAK DIGAJI (lagi). Kasihan!
Sampai di KBRI, lalu apa?
Perlu diketahui, sampai sekarang penampungan TKW di KBRI Kuwait sampai dengan 300 orang. Dan itu semua mereka yang bermasalah dengan majikan. Ketika melaporkan kejadian yang mereka alami, nantinya akan ditanyakan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
- Nama majikan
- Alamat majikan
- Sebab kabur
- Apa kemauannya setelah kabur
Dan kebanyakan dari mereka ingin pulang ke tanah air. Pulang memang jalan keluar terakhir. Tapi bagaimana caranya mereka pulang? sedangkan mereka TIDAK PUNYA UANG SEPESERPUN untuk biaya tiket pulang. KBRI tidak mungkin menanggung biayanya. Akhirnya, mereka menunggu di penampungan untuk:
1. Bekerja lagi mencari duit pulang menjadi pembantu rumah tangga di majikan lain.
Dan biasanya, mereka akan balik lagi ke KBRI dengan alasan yang sama. Prosesnya akan terus memutar.
2. Menunggu waktu “mutih”.
Aku tidak tahu istilah mutih dalam bahasa arabnya apa. Yang jelas, pemerintah Kuwait akan mengadakan pulang massal dengan keringanan-keringanan berupa surat-surat dan pembuatan paspor darurat.
Pertanyaannya, apakah majikan-majikan yang tidak membayar gaji dan berlaku kasar itu bisa dituntut?
Jawabannya, bisa. Tapi perandaiannya seperti pengadilan Indonesia yang ingin mengadili pejabat-pejabat Indonesia. Susah? ya begitulah.
Lalu aku sebagai orang Indonesia juga, apa yang bisa aku lakukan? Untuk sementara aku masih dalam kategori lemah. Aku tidak bisa berbuat banyak. Yang bisa aku lakukan hanyalah memperbaiki citra Indonesia kepada teman-teman di kantor dan klien-klien kantor yang sering berurusan denganku. Aku hanya sendirian warga negara Indonesia di kantor. Otomatis, setiap gerak-gerikku mewakili orang-orang Indonesia. Jika aku jelek di mata mereka, maka mereka pastinya akan menganggap orang Indonesia sepertiku.
sumber http://didats.net/page/kisah-perjalanan-lengkap-tkw-dari-indonesia-sampai-di-negara-arab/
ADS HERE !!!