Pengusaha Sukses.
Dewasa ini, setiap orang yang membawa Macbook ataupun laptop dengan
spesifikasi tinggi dan sebuah blog berpikir dia adalah seorang
entrepreneur. Ada sedikit kejanggalan yang mulai terasa di generasi
entrepreneur Indonesia saat ini. Menyebut diri anda sendiri sebagai CEO
tidak akan membuat anda menjadi benar-benar seorang CEO, dan memiliki
ribuan followers tidak membuat anda menjadi seorang pemimpin.
Sebagaimana
yang pernah disampaikan oleh seorang Venture Capital kepada
saya,"Sekarang ada banyak entrepreneur. Banyak sekali Entrerpeneurs!"
Saya
tahu betul kalimat itu bukan untuk memuji melainkan sebuah ungkapan
keprihatinan. Sekarang tidak jarang kita mendengar seseorang menyebut
dirinya entrepreneur atau pengusaha hanya dengan berjualan pulsa. Atau
orang yang merasa seperti entrepreneur hanya dengan menjadi reseller
produk online. Semuanya dalam artian luas tidak salah, namun makna
entrepreneur menjadi terlalu luas dan tak jelas.
Tanpa
bermaksud mengecilkan harapan dan impian anda, namun jujur saja ada
beberapa hal simpel yang membuat anda bukan seorang entrepreneur ataupun
leader. Saya tahu hal ini mungkin akan terdengar sadis bagi anda, namun
hal ini adalah kenyataan. Semakin cepat anda tahu maka semakin baik,
karena anda tidak akan menjadi The Next Mark Zuckerberg atau Steve
Jobs-nya Indonesia.
Jangan
buru-buru menyalahkan saya. Tentu merupakan hal yang baik bermimpi
setinggi langit dan berusaha menggapai bintang. Seperti yang pernah
diungkapkan oleh Bung Karno ,"Bermimpilah setinggi langit. Kalaupun
jatuh, kau akan jatuh diantara bintang-bintang." Hanya saja setelah
banyak berhubungan dengan entrepreneur muda terutama yang tergila-gila
pada teknologi. Saya menyadari satu hal kalau saat ini kata
"entrepreneur" sudah: salah digunakan, terlalu sering digunakan, hingga
tak berarti apa-apa.
Sebenarnya
tidak ada satu model yang pas untuk seorang entrepreneur karena tiap
orang itu unik. Namun berdasarkan pengamatan dan pengalaman saya, mereka
punya ciri-ciri umum. Hal ini mungkin akan mengejutkan anda, tapi yang
membedakan seorang enterpereneur sejati dan orang lain bukan sekedar
jumlah uang yang dimiliki atau berapa banyak mobil yang terpampang di
rumah. Apa yang membuat mereka unik adalah hal-hal yang mereka lakukan,
atau lebih jauh lagi hal-hal yang tidak mereka lakukan.
Inilah beberapa hal yang tidak dilakukan para pengusaha sukses versi OlPreneur.
1. Mereka tidak memikirkan keseimbangan hidup
Rata-rata
pengusaha suksess adalah orang yang workaholic. Apa yang berarti dalam
hidup mereka adalah pekerjaan itu sendiri. Pekerjaan itulah yang membuat
mereka lebih 'hidup'. Bahkan itulah yang menjadi alasan mereka hidup.
Mereka tidak hidup demi liburan di akhir pekan. Mereka hidup untuk
melakukan dan mengerjakan hal-hal yang mereka cintai. Sesimpel itu
alasan mereka menjadi entrepreneur. Hal itu digambarkan jelas oleh
almarhum Steve Jobs, Pendiri dan Mantan CEO Apple.
"Your
work is going to fill a large part of your life. And the only way to be
truly satisfied with your work is to believe what you do is great work.
And the only way to do great work is to love what you do."
2. Mereka tidak mencoba hal yang tidak mereka pahami
Barangkali
hal yang paling berbahaya dalam bisnis selama dekade terakhir adalah
masalah personal branding. Di personal branding, anda dianggap sebuah
produk. Anda bukan produk, dan anda tidak bisa mengubah siapa diri anda.
Disamping itu, entrepreneur sejati tidak memikirkan tentang mereka.
Mereka berpikir tentang ide mereka dan bagaimana cara mengubah ide itu
menjadi produk yang hebat ataupun layanan yang memuaskan. Bahkan kalau
perlu ide itu dapat mengubah dunia. Dan mereka melakukannya.
3. Mereka tidak bekerja demi uang
Mereka
tidak merengek karena mereka bekerja terlalu keras. Banyak orang yang
mengaku entrepreneur kemudian mengeluh karena mereka bekerja keras tapi
tidak mendapat uang yang setimpal. Pengusaha sukses tidak berpikir
tentang uang, mereka hanya melakukan hal yang mereka sukai. Kemudian
karena mereka passionate dan sangat fokus seperti sinar laser, uang akan
datang dengan sendirinya. Seringkali, dan dalam jumlah besar.
4. Mereka tidak mempunyai pekerjaan
Entrepreneur
sejati tidak hanya mencelupkan jari mereka ke dalam air. Mereka
melompat dengan posisi kepala dibawah tanpa berpikir tentang batu yang
ada di bawah. Mereka tidak melakukan hal ini 'sedikit' dan hal itu
'sedikit'. Ketika mereka ingin melakukan sesuatu yang mereka pikir hal
yang keren dan menarik, mereka all in.
5. Mereka tidak menyerah pada rasa takut
Mereka
tidak memperhatikan suara-suara di kepala mereka - Anda tahu,
orang-orang yang menghantui Anda dengan segala sesuatu yang bisa salah.
Mereka bukanlah orang tanpa rasa takut. Mereka hanya tidak membiarkan
rasa takut menghentikan mereka dari mengambil risiko. Mereka
mendengarkan beberapa suara, meskipun: suara nalar dan naluri mereka.
6. Mereka tidak memiliki impian besar
Sementara
beberapa orang memiliki delusi besar bahwa mereka ditakdirkan untuk
kebesaran dan kehebatan - meramal diri sendiri untuk menjadi apa di masa
depan. Bahkan di seminar-seminar kita disuruh bermimpi dan seolah-olah
merasakan impian itu nyata. Hanya saja beberapa orang terkaya di dunia
bahkan tidak memiliki impian yang besar untuk itu. Sebagai contoh,
Zuckeberg, dia tidak mencoba untuk membuat sebuah perusahaan sukses.
Pada awalnya, dia hanya ingin memberi rating penampilan teman-teman
kampusnya. Jeff Bezos, hanya ingin jualan buku secara online tanpa
pernah berpikir Amazon.com akan jadi retailer terbesar di dunia.
7. Mereka tidak punya virtual mentor
Banyak
orang yang mengaku entrepreneur follow akun jejaring sosial penulis,
blogger, dan akun Twitter orang yang dianggap sukses. Ok sih, hanya saja
untuk mencapai ke suatu tempat yang lebih tinggi dalam hidup, anda
perlu memiliki mentor di kehidupan nyata. Mantan Chairman Interl Andy
Grove menjadi mentor Steve Jobs. Steve Jobs kemudian menjadi mentor
pendiri Google Larry Page dan Sergey Brin, serta pendiri Facebook Mark
Zuckerberg. Dibalik setiap entrepreneur sukses ada setidaknya mentor
yang hebat.
Hal
terpenting adalah entrerpreneur sejati bahkan tidak menyebut diri
mereka sebagai entrepreneur. Mereka tidak melakukan hal yang dilakukan
kebanyakan orang. Mereka tidak mengikuti status quo, hikmah
konvensional, ataupun tren yang tengah popular. Mereka memahat keunikan
mereka sendiri. Mereka adalah pemimpin nasib mereka sendiri. Itulah hal
yang menggiring mereka. Dan itulah sebabnya mereka sukses.